Rabu, 08 Juni 2011

Dhasyatnya Revolusi Tekstil

TEKSTIL SEKUAT BETON

Revolusi Tekstil

Salah satu revolusi atau inovasi baru dalam perkembangan sains dan teknologi tekstil kini benar-benar telah lahir.

Produk inovasi itu bernama textilbewehrter beton atau tekstil beton.

Pada awalnya ia lahir sebagai suatu jawaban atas tantangan yang kian nyata bahwa biaya untuk pembelian baja kian lama kian bertambah mahal ditambah dengan semakin berkurangnya persediaan.

Di Jerman sendiri , setiap tahunnya lebih dari 6 juta ton baja dipergunakan sebagai material penguat untuk membangun suatu bangunan atau yang biasa disebut beton.



Jawaban terhadap tantangan itu datang dari para ilmuwan tekstil.

Para peneliti di Sächsischen Textilforschungsinsitutes (STFI) di tahun 1982 mulai merintis ke arah itu.

Mereka mengembangkan suatu metoda dengan cara menggunakan limbah tekstil berbahan baku serat sintetik untuk digunakan sebagai material penguat beton.

Penelitian ini rupanya menyisakan banyak ruang-ruang kosong dan juga belum begitu optimal.



Di awal tahun 1990 para peneliti yang juga adalah dosen di Technische Universität Dresden lebih lanjut mulai mengembangkan tekstil beton yang ringan tetapi sangat kuat dengan menggabungkan sekumpulan serat dalam bentuk roving lalu dirajut dengan menggunakan benang dari serat gelas atau karbon pada mesin perajutan multiaxial sehingga terbentuk suatu struktur material tekstil multiaxial yang memiliki kekuatan tinggi.



Penelitian terus berlanjut, dan sampai saat ini umumnya material textile multiaxial yang digunakan sudah tidak lagi memerlukan tambahan roving, tetapi cukup dengan benang karena penelitian di bidang pembuatan serat dan benang telah semakin maju dan mampu menghasilkan benang dengan kekuatan sangat tinggi.



Kini dengan bahan penguat tekstil multiaxial ini telah dihasilkan beton yang kuat dengan berbagai keunggulan tambahan yaitu tidak berkarat, lebih tipis dan bisa lebih mudah dibentuk ke arah manapun dengan daya tekan jauh lebih baik dibanding beton baja.

Dalam suatu acara di televisi Jerman diperlihatkan suatu uji coba antara beton yang menggunakan baja dengan


Sementara itu, suatu pengujian tekanan pada beton yang dilakukan di laboratorium teknik sipil TU Dresden menunjukkan pola pecahan tekstil beton yang ternyata jauh lebih baik,

yaitu tidak serta merta pecah berkeping-keping dibanding beton yang tidak menggunakan material tekstil seperti terlihat pada gambar di bawah ini (kiri: beton baja, kanan: beton tekstil):




Aplikasi nyata dari tekstil beton ini sudah mulai dilakukan. Pada tahun 2005 misalnya,

telah dibuat jembatan pertama di dunia yang seluruh bahannya terbuat dari tekstil beton di Chemnitz, Jerman oleh para ilmuwan TU Dresden seperti terlihat pada urut-urutan proses pembuatannya pada gambar di bawah ini.


Sementara itu beberapa bangunan yang rusak pun mulai diperbaiki dengan menggunakan material teksil beton ini karena dengan ketebalan 3 mm saja bisa menghasilkan bangunan atau tembokan yang kuat,

gambar di bawah ini menunjukkan bangunan rusak sebelum dan sesudah perbaikan menggunakan tekstil beton.




Kini aplikasi tekstil beton ternyata makin dilirik oleh banyak kalangan terutama para arsitek yang biasa bergelut dengan dunia bangunan dan juga karena sifat tekstil beton yang bisa dibentuk secara fleksibel dan juga tipis

tidak seperti beton baja. Sifat-sifat unggul tersebut juga menarik minat para seniman dan desainer. Beberapa foto di bawah ini menunjukan pada kita aplikasi lain dari tekstil beton untuk desain struktur bangunan,

kursi dan lukisan dengan media tekstil beton.


Pemerintah Jerman sendiri lewat Bundesministerium für Wirtschaft und Technologie (BMWi) atau Kementrian Perekonomian dan Teknologi rupanya sangat serius dan terus membiayai proyek penelitian potensial ini hingga mencapai tingkat optimal dari sisi teknologi,

ekonomi, keselamatan untuk selanjutnya ditransfer ke dunia industri.

Suatu contoh revolusi atau inovasi teknologi yang juga menarik untuk diamati (dan ditiru) tentang bagaimana para ilmuwan tekstil mengembangkan sains dan teknologi tanpa kenal henti,

berkolaborasi dengan sesama peneliti dari berbagai disiplin ilmu, pemerintah dan industri sehingga menghasilkan karya revolusioner ini.





klo udh tw gni gmn, hhmmm2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar